Ascomycota
Ascomycota saat ini dikenal sekitar 15.000 spesies
Ascomycota. Jamur ini hifanya kecil memanjang, diameternya sekitar 5 mikrometer
yang bercabang-cabang membentuk miselium. Hifanya bersepta dengan satu sel
terdiri satu nukleat (hifa uninukleat), namun pada beberapa jenis ditemukan
hifa multinukleat. Dinding selnya tersusun atas zat kitin dan β -glukan.
Ascomycota bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit dan
sering bersimbiosis dengan organisme lain seperti Cyanobacteria membentuk
lichen atau lumut kerak.
Kelompok Ascomycota dicirikan oleh pembentukan askus
sebagai tempat pembentukan askospora. Askus merupakan kantong tempat
terbentuknya askospora, setiap askus berisi antara 2 - 8 askospora, yang
kebanyakan hidup sebagai saproba dan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Sebagian Ascomycota berupa jamur uniseluler misalnya khamir atau ragi.
Khamir tidak membentuk hifa, selnya berbentuk bulat atau
oval yang dapat bertunas (berkuncup) sehingga membentuk rantai sel atau hifa
semu. Khamir melakukan reproduksi dengan membentuk tunas yang diikuti pembelahan
inti. Terbentuk dua inti sel, salah satu inti sel kemudian bergerak ke dalam
kuncup sehingga terbentuk sel anak yang dapat memisahkan diri atau tetap
bersatu membentuk koloni. Jika lingkungan kurang menguntungkan sel khamir
berkembang biak secara seksual.
Sel khamir dapat berfungsi sebagai askus yang berisi
empat askospora haploid yang tahan terhadap lingkungan yang tidak
menguntungkan. Spora yang dihasilkan dapat berkecambah membentuk sel-sel kecil
yang bulat. Kemudian sel-sel yang bersesuaian dapat melakukan peleburan
membentuk sel diploid yang berukuran lebih besar.
Ascomycota yang lain berkembang biak secara aseksual
dengan membelah diri, membentuk tunas, fragmentasi, dan membentuk konidia.
Konidia yang dibentuk dapat tunggal atau berantai panjang pada ujung hifa
khusus yang disebut konidiofor.
Reproduksi seksual Ascomycota terjadi dengan konjugasi.
Mula-mula hifa membentuk gametangia jantan (anteridium) dan gametangia betina
(askogonium). Anteridium dan askogonium saling mendekat dan membentuk saluran
yang disebut trikogin. Nukleus anteridium masuk ke askogonium membentuk sel
dengan dua inti. Sel ini kemudian tumbuh membentuk hifa yang disebut hifa
askogonium dan menghasilkan tubuh buah yang disebut askokarp. Di dalam askokarp
2 inti membelah secara meiosis menghasilkan 8 askospora yaitu spora yang
dihasilkan di dalam askus.
Spora yang dihasilkan disebarkan oleh angin dan jika
jatuh pada lingkungan yang sesuai akan segera tumbuh membentuk hifa dan
dimulailah daur hidup jamur Ascomycota. Berikut ini beberapa contoh jamur dalam
kelas Ascomycota.
- Piedraia hortai menimbulkan infeksi pada rambut manusia.
- Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk membuat bir, anggur, dan roti.
- Candida albicans menyebabkan penyakit kandidiasis yaitu penyakit pada selaput lendir mulut, vagina, dan saluran pencernaan.
- Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin.
- Claviceps purpurea menghasilkan alkaloid dan zat psikotropika.
- Penicillium notatum menghasilkan antibiotik penisilin.
- Neurospora digunakan untuk membuat oncom dan berguna dalam penyelidikan genetika.
Glomeromycota
Glomeromycota merupakan kelompok jamur yang sebagian
besar bersimbiosis dengan tanaman yaitu membentuk mikoriza arbuskuler. Mikoriza
merupakan bentuk jamur yang hidup dan bersimbiosis pada akar tanaman tingkat
tinggi. Mikoriza membentuk hifa khusus yang tumbuh membentuk miselium yang
melingkupi ujung akar. Beberapa jenis tanaman pertanian bergantung pada
mikoriza untuk dapat tumbuh optimal. Terdapat dua tipe Mikoriza, yaitu sebagai
berikut.
- Ektomikoriza, hifa jamur tidak menembus ke dalam akar (korteks) melainkan hanya sampai pada epidermis saja, contoh jamur yang berasosiasi dengan akar pinus.
- Endomikoriza, hifa jamur menembus sampai ke bagian korteks, misalnya terdapat pada tanaman anggrek dan sayuran seperti kol dan bit.
Glomeromycota mula-mula termasuk dalam kingdom
Zygomycota, tetapi Walker dan Schubler pada tahun 2002 memisahkannya menjadi
kingdom tersendiri karena terdapat perbedaan dengan Zygomycota. Saat ini baru
sekitar 150 jenis Glomeromycota yang telah diteliti. Ciri khas Glomeromycota
adalah hidupnya selalu bersimbiosis dengan tumbuhan (tidak dapat hidup bebas),
membentuk arbuskuler yang bercabang dikotomi pada akar tumbuhan), hifanya tak
bersekat, dan menghasilkan spora multinukleat berukuran besar dan berdinding
tebal.
Arbuskuler merupakan struktur yang digunakan sebagai
tempat pertukaran makanan antara jamur dan tanaman inang. Jenis lain membentuk
struktur seperti balon pada akar inang yang disebut vesikel. Arbuskuler dan
vesikel juga berfungsi sebagai tempat penimbunan hasil metabolisme jamur.
Glomeromycota berkembang biak secara aseksual membentuk
spora. Jika kondisi menguntungkan, spora berkecambah membentuk apresoria pada
akar tumbuhan inang dan membentuk mikoriza baru. Reproduksi seksual pada
Glomeromycota tidak ditemukan. Beberapa contoh Glomeromycota adalah
- Glomus mosseae
- G. claroideum
- Archaeospora leptoticha
- Sclerocystis
- Acaulospora, dan
- Entrophospora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar