Sabtu, Maret 04, 2017

Mengulik bangkrut dan bangkitnya kembali suatu bisnis [Apple, Nokia, Samsung dan Sony]

Setiap pelaku usaha pasti tidak ingin usahanya bangkrut. Jangankan bangkrut, omset menurun saja sudah buat kepala pusing apa lagi kalau sampai bangkrut dan gulung tikar !!!. Bangkrut atau gagalnya suatu usaha bisa terjadi karena berbagai faktor umum dan terkadang tanpa disadari, hal sepele lah yang menjadi akar utama kegagalan suatu usaha atau bisnis. Hal-hal yang dianggap remeh dan dianggap tidak penting sebaiknya juga masuk dalam catatan perhatian agar tidak menjadi bom waktu yang siap untuk meledak dan menghancurkan semuanya.
Untuk jenis usaha menengah atau yang sering disebut dengan UKM, naik turunnya roda bisnis sudah menjadi hal yang lumrah karena tingkat persaingan dan kebutuhan yang labil. Seperti kebutuhan musiman yang yang membuat penghasilan UKM menjadi naik turun atau tidak stabil. Cara dan strategi yang tidak pas dalam bisnis UKM ketika gairah pasar bisnis sedang turun, bisa mengakibatkan kebangkrutan. Maka dari itu, ketepatan strategi dan rencana jangka panjang yang dilakukan pada masa sulit akan menentukan keberhasilan suatu bisnis ketika kondisi tidak memungkinkan.
Sebagai gambaran, Bisnis dalam skala industri besar saja bisa mengalami kebangkrutan. Banyak juga perusahaan di Indonesia yang tidak mampu bertahan, sehingga mengalami kebangkrutan. Contohnya adalah Ford Motor Indonesia, General Motor Indonesia, Batavia Air dan lain-lain. Dari sekian perusahaan yang mengalami penurunan, banyak juga diantaranya yang mampu bangkit kembali dari keterpurukan. Sebut saja General Motor, Apple INC, LEGO dan kini yang sedang hangat yaitu Nokia.
Nokia
Seperti yang kita ketahui bahwa Nokia, sebuah nama Industri asal Finlandia yang namanya juga sekaligus sebagai merek dagang pernah mengalami masa jayanya di era 90 sampai 2000-an, namun kemudian menurun secara perlahan dan mengalami kegagalan hingga dibeli oleh perusahaan raksasa Microsoft. Banyak yang beranggapan kegagalan Nokia yang saat itu dengan symbian-nya bersaing dengan Samsung dengan Android, sang kompetitor yang sedang booming dan banyak digemari oleh masyarakat, adalah karena terlalu kekeh atau cenderung Idealis. Nokia tidak melakukan Inovasi agar mampu bertahan ketika ponsel Android mulai berkuasa di pasaran. Kecermatan dalam melihat minat pasar, benar-bear dimanfaatkan oleh Samsung, yang kemudian mulai terus mengeluarkan tipe ponsel baru dengan inovasi-inovasi atau upgrade android yang baru. Hanya dengan sedikit inovasi yang secara bertahap, Samsung mampu merajai pasar ponsel genggam dengan sistem operasinya “Android”. Seperti kita ketahui OS Android terdiri dari beberapa versi yang dikeluarkan secara berkala, dan di setiap versi terbarunya dilakukan inovasi baru sehingga berbeda dengan versi sebelumnya. Perubahan di setiap versinya tidak terlalu signifikan, hal yang menonjol mungkin di segi tampilan dan performa system. Banyak orang yang merasa bosan dengan keadaan yang itu-itu saja. Maka dari itu, perubahan dan inovasi secara berkala yang di lakukan oleh Samsung dengan Androidnya mampu mengalihkan minat pasar yang pada masa itu masih dikuasai oleh Symbian.
Sebenarnya disaat menjamurnya ponsel android Samsung, Nokia tidak diam saja. Beberapa inovasi dicoba dikeluarkan oleh Nokia untuk menyelamatkan bisnis sekaligus untuk menyaingi kompetitornya. kala itu Nokia mencoba dengan OS terbarunya yang merupakan kerja sama dengan Mycrosoft, yaitu OS Windows yang diterapkan pada ponsel. Windows milik Mycrosoft sebetulnya adalah OS yang lahir untuk Personal Computer atau PC. Namun ketika join dengan Nokia, Windows kemudian diterapkan juga pada perangkat genggam atau ponsel dengan merek dagang Nokia. Beralihnya Nokia ke OS Windows telah menandakan berakhirnya populasi OS Symbian yang sempat meraja kala itu. Dan sekarang Symbian milik Nokia kini telah menjadi legenda.
Nokia (Windows Phone)
Windows Phone yang diusung oleh Nokia dan Mycrosoft mencoba untuk mengejar Android Phone milik Samsung yang di ikuti oleh beberapa merek dagang lainnya. Namun masyarakat terlanjur lebih suka terhadap Android, apa daya Windows Phone yang belum lama eksis pun sepi pembeli dan Nokia semakin terancam untuk gulung tikar. Tidak lama setelah itu, akhirnya Nokia melahirkan seri Androidnya yaitu Nokia seri X. Namun apa yang dicoba dilakukan oleh Nokia, terkesan masih tanggung dan idealis. Versi Android milik Nokia seri X masih mengusung UI (User Interface) ala Windows. Alhasil Nokia seri X bisa dikatakan perpaduan antara OS Windows dan OS Android. Hal itu tidak benar-benar membuat Nokia selamat dari jurang kehancuran, malahan tidak membuat perubahan positif yang berarti. Sepertinya Nokia masih gengsi dan malu-malu untuk beralih ke Android yang di usung oleh Samsung. Tidak lama setelah Nokia seri X lahir, Minat pasar untuk ponsel gengam tidak terlalu berubah untuk Nokia, meski telah mencoba untuk berinovasi. Masyarakat sudah terlanjur nyaman dengan Android yang terkesan lebih mudah, fleksibel dan fresh dibanding Windows Phone yang di usung oleh Nokia. Memang jika dibandingkan antara Windows Phone dengan Android, Android lebih banyak diunggulkan yang salah satunya dikarenakan sifatnya yang Open Source, yang membuat penggunanya bisa merubah atau mengkustomisasi beberapa hal diponselnya sesuai dengan keinginan sendiri. Dengan kondisi yang semakin terpuruk, akhirnya Nokia berhenti bersaing dan mundur dari jagad ponsel dunia, dan kemudian sahamnya dibeli oleh Mycrosoft. Nama merek dagang Nokia pun berubah dari Nokia menjadi Mycrosot.
Sony
Di lain Sisi, Hal yang sama juga dirasakan oleh Sony. Raksasa asal jepang ini juga hampir mengalami kehancuran seperti Nokia. Sebelumnya Sony merupakan pesaing terkuat Nokia di kala jayanya. Kedua brand tersebut saling menyusul dalam industri bisnis ponsel genggam. Apa yang dilakukan oleh Sony, berbeda dengan Nokia. Dikala Android yang di usung Samsung mulai banyak digemari masyarakat, Sony rela melepas Symbian Phone-nya dan langsung beralih ke Android. Resiko yang ditanggung Sony pun cukup besar, yaitu dengan melepas partner terdekatnya Ericsson (asal Swedia). Al hasil, merek dagang yang dulu bernama Sony Ericsson kini berubah menjadi Sony. Hal tersebut, cukup menyelamatkan Sony dari ambang kehancuran. Meski beralih ke Android, Sony tidak benar-benar full berubah, Beberapa ciri khas dan keunggulan yang dimiliki Sony seperti teknologi kameranya, applikasi Walkman (sekarang bernama “Musik”) dan beberapa fitur lainnya termasuk UI, tetap dipertahankan sehingga ponsel Android versi Sony memiliki perbedaan dengan ponsel android versi Samsung, terutama dari segi tampilan dan kualitas. Seri android milik Sony adalah Xperia dan seri X. Sekarang Sony masih mampu bertahan ditengah ketatnya persaingan industri ponsel, meski mengalami banyak penurunan/ kerugian.
Sony sendiri merupakan brand raksasa asal jepang yang sejak dulu telah lahir di industri teknologi. Selain Divisi Ponsel Smart Phone, Sony juga memiliki bisnis di divisi lainnya seperti televisi, beberapa perangkat elektronik rumah tangga, playstation, Entertainment, musik, sensor, kamera, teknologi water resist dan lain-lain. Divisi sensor kamera milik Sony juga di pakai produk ponsel lain seperti Apple dan lain-lain. Dikabarkan, divisi smart phone milik Sony semakin menurun dan terancam gulung tikar.
Samsung
Beralih Ke Samsung. Samsung merupakan perusahaan asal Korea, nama perusahaannya sekaligus juga menjadi nama dagang produknya. Sama Seperti Sony, Samsung juga bergerak di industri elektronik seperti ponsel, televisi, kulkas, perangkat elektronik rumah tangga dan lain-lain yang juga sudah berumur atau sudah lama berdiri. Di industri ponsel genggam, dulu Samsung hanyalah pesaing tingkat rendah dibawah Nokia dan Sony Ericsson. Kehadirannya tidak terlalu diminati oleh para konsumen. Untuk beberapa saat pun, bisa dikatakan Samsung hanyalah pelengkap varian ponsel yang ada dipasaran. Sebelum ke Android Samsung, singkat cerita Android sendiri sebenarnya merupakan OS berbasis Linux yang diakuisisi oleh Google. Pada bulan September 2007, Google mulai mengajukan hak paten aplikasi telepon seluler, yang disusul dengan dikenalkannya perangkat seluler android pertama pada tahun 2008, yaitu HTC Dream yang menggunakan android versi 1.0 kemudian ditahun yang sama, beberapa perusahaan lain ikut bergabung dalam Android Arm Holdings diantaranya adalah Asustek Computer Inc, Garmin Ltd, Sony Ericsson, Toshiba Corp dan Vodafone Group Plc. dari sekian banyak vondor, Samsung lah yang paling sukses dengan handset nya yang diberi nama Samsung Galaxy.
Jadi sebenarnya Samsung bukanlah pencetus atau pemilik Android. Samsung merupakan salah satu vendor android yang paling sukses dan hingga sekarang menjadi figur raksasa yang berhasil mengalahkan kekuasaan Nokia dan yang lainnya. Berkuasanya android Samsung menimbulkan kontroversi. Apple yang juga selaku raksasa ponsel menuding Samsung dengan Android-nya telah menjiplak OS milik Apple yaitu iOS. Kasus ini terbawa hingga ke persidangan yang membawa nama Apple, Samsung dan Google. Samsung dituduh melanggar lima hak paten Apple tentang beberapa fitur seperti koreksi huruf, background, universal search, link kontekstual dalam informasi kontak dan slide to unlock untuk membuka ponsel. Namun menurut Samsung, semua fitur itu adalah buatan Google. Kemudian dari pihak Google pun membantah telah menjiplak iOS, Google menyatakan android memiliki identitas tersendiri.
Nah maka dari itu, anda yang selama ini menyalahkan Samsung dengan beranggapan telah meniru Apple sekarang sudah lebih paham.
Apple
Berbicara Apple, Apple merupakan perusahaan multinasional yang berpusat di Silicon Valley Cupertino, California yang bergerak dalam bidang perancangan, pengembangan, dan penjualan barang-barang elektronik, perangkat lunak komputer serta PC. Didirikan pada 1 April 1976 dengan pendirinya Steve Jobs, Steve Wozniak dan Ronald Wayne. Apple dikenal dengan produk yang diantaranya sistem operasi OS X dan iOS, pemutar musik iTunes, peramban web Safari, perangkat keras PC iMac, komputer jinjing MacBook Pro, pemutar lagu iPod, telepon genggam iPhone dan jam tangan pintar Apple Watch. Apple selaku perusahaan dengan kapitalis terbesar di dunia juga pernah gagal. Pada era 90-an, Windows menjadikan dirinya sebagai operating system pada hampir keseluruhan penggunaan komputer hampir memusnahkan Apple yang dulunya juga bergerak dibidang yang sama dengan Windows. Sang Kreator Apple, Steve jobs, juga pernak keluar dan kembali masuk ke dalam industri Apple.
Ponsel iPhone milik Apple merupakan raksasa dengan sistem operasi milik sendiri yaitu iOS, yang dulu dianggap sangat berkelas dan mahal. iPhone dengan iOS-nya merupakan raksasa dilain sisi yang berdiri dan mampu menyaingi OS Symbian milik Nokia dan Sony.

Kembali ke Nokia, kabarnya Nokia akan hadir kembali di 2017 ini dengan mengusung OS Android tanpa label atau merek dagang Mycrosoft. Salah satu seri Android Nokia yang dikeluarkan adalah Nokia 6. Dikabarkan pula, Nokia 6 memiliki ketahanan fisik yang tangguh, desain yang unik dan elegan. Kembalinya Nokia ke dunia bisnis ponsel genggam, menjadi sebuah alur cerita sendiri yang ditulis oleh Nokia.



Memahami alur cerita Nokia yang mencoba bangkit kembali, Sony yang melambat dan berusaha untuk bertahan, melesatnya Samsung yang memaksimalkan peluang dan Apple sang pelopor yang merasa idenya dijiplak, memberikan wawasan terhadap kita tentang dunia bisnis. Pasang surut nya suatu bisnis sudah menjadi hal yang lumrah. Bertahan, berhenti atau bangkit kembali merupakan sebuah pilihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar