Serangga memiliki sistem pembuluh trakea untuk bernapas,
trakea memiliki muara berupa spirakulum (spirakel). Spirakel atau stigma dapat
kita lihat pada permukaan tubuh serangga berupa lubang-lubang kecil pada tiap
ruas tubuh serangga. Pada belalang, spirakel terdapat di kedua sisi ruas
pertama dan ruas ketiga dari dada, dan delapan pasang spirakel di ruas-ruas perut. Tiap spirakel memiliki katup
yang membuka atau menutup saat keluarnya CO2 dan masuknya O2.
A. Suatu spirakel dengan atrium, alat penyaring dan katup (menurut Snodgrass)
B. Sebuah kantung udara (menurut Snodgrass)
C. Diagram yang memperlihatkan hubungan spirakel dan trakeol dengan trakea (diubah dari Ross)
D. Sistem trakea seekor insekta (menurut Ross)
Spirakel dalam tubuh serangga bercabang-cabang hingga
yang terkecil terdapat pada hampir setiap sel tubuh dengan diameter hanya 0,1
mμ (milimikron). Pada ujung spirakel ini terdapat cairan agar O2
yang masuk dari luar dilarutkan lebih dahulu, baru kemudian berdifusi ke dalam
sel. Secara garis besar pernapasan pada serangga terdiri atas tiga tahap
(berlangsung kurang dari 3 detik), yaitu :
- Tahap inspirasi: spirakel empat pasang di daerah depan membuka menyebabkan udara yang mengandung O2 masuk.
- Tahap pertukaran gas: terjadi antara trakeolus dan jaringan tubuh. Pada tahap ini spirakel menutup.
- Tahap ekspirasi: enam pasang spirakel di abdomen membuka agar gas sisa keluar dari tubuh.
Hasil percobaan ahli serangga, Gottfried Fraenkel, menunjukkan bahwa belalang mengisap udara
atmosfer melalui empat pasang spirakel terdepan dan mengembuskan udara kotor
dari tubuh melalui enam pasang spirakel terakhir. Dengan demikian, kecil
kemungkinan bercampurnya udara bersih dengan udara kotor. Masuk dan keluarnya
udara ke dalam spirakel diatur oleh kontraksi otototot di bagian perut. Ketika
otot berkontraksi, alat-alat dalam tubuh serangga memipih dan mendesak udara
keluar. Saat otot perut relaksasi, keadaan organ-organ dalam tubuh mengendur
kembali sehingga udara luar masuk. Katup spirakel membuka dan menutup
dikendalikan oleh sistem saraf. Lamanya membuka katup spirakel bergantung pada
seberapa besar tekanan CO2 dalam darah dan seberapa peka terhadap
tekanan O2 di atmosfer.
Beberapa jenis serangga, seperti lipas, belalang,
kumbang, serta larva dan pupa kupu-kupu mempunyai kebiasaan membuang gas CO2
pada saat-saat tertentu saja, sementara pengisapan O2 terus-menerus
tiap detik. Ada serangga tertentu yang membuang CO2 satu kali dalam
seminggu, jenis lainnya ada yang tiga jam satu kali. Frekuensi pembuangan CO2
ini dipengaruhi oleh jenis spesies, suhu udara, dan kecepatan metabolismenya.
Respirasi pada lipas dan kumbang ini disebut respirasi siklik.
Larva serangga yang hidup di air sistem pernapasannya
sama berupa sistem pembuluh trakea. Pada larva nyamuk, sistem pembuluh trakea
berhubungan dengan corong di ujung abdomen, corong dipakai untuk mengambil
udara atau melepaskannya pada permukaan air. Beberapa jenis serangga yang larvanya
hidup di air mempunyai insang trakea. Insang mengambil udara dari air dan diedarkan melalui sistem
pembuluh trakea. Pada beberapa serangga dewasa, sistem pembuluh trakea
dihubungkan dengan alat napas berupa duri di ujung abdomen. Duri berupa tabung
dapat mengambil udara dari tumbuhan, misalnya dari eceng dengan cara
ditusukkan.
Alat pernapasan jenis lain, yaitu paru-paru buku. Alat ini terdapat pada kelompok laba-laba dan kelompok kalajengking. Paru-paru buku me–rupakan lipatan-lipatan hasil pelekukan ke dalam (invaginasi) dari epitelium permukaan tubuh. Hubungan paru-paru buku dengan udara luar melalui spirakel. Paru-paru ini terletak di abdomen bagian bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar