Rabu, Juli 01, 2020

Perbandingan Algoritma Kriptografi Klasik (Caesar Chiper) dengan Algoritma Kriptografi Modern (MD5)

Caesar Chiper

Caesar Chiper merupakan salah satu algoritma kriptografi klasik yang dikenal dengan beberapa nama seperti: shift cipher, Caesar’s code atau Caesar shift. Caesar Chiper merupakan teknik enkripsi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Chiper ini berjenis chiper substitusi, dimana setiap huruf pada plaintextnya digantikan dengan huruf lain yang tetap pada posisi alfabet. Misalnya diketahui bahwa pergeseran = 3, maka huruf A akan digantikan oleh huruf D, huruf B menjadi huruf E, dan seterusnya.

 


Transformasi Caesar Chiper dapat direpsentasikan dengan menyelaraskan plaintext dengan chipertext ke kiri atau kanan sebanyak jumlah pergeseran yang diinginkan. Sebagai contoh dengan jumlah pergeseran sebanyak 3.

 

Plaintext:        ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Ciphertext:     DEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZABC

 

Untuk membaca pesan yang dienkripsi penerima dapat menyelaraskan huruf chipertext yang diterima dengan plaintext yang tepat berada di atasnya. Sebagai contoh dekripsinya sebagai berikut.

 

Ciphertext :WKH TXLFN EURZQ IRA MXPSV RYHU WKH ODCB GRJ

Plaintext :THE QUICK BROWN FOX JUMPS OVER THE LAZY DOG

 

MD5 (Message-Digest algortihm 5) 

Dalam kriptografi, MD5 adalah fungsi hash kriptografi yang digunakan secara luas dengan hash value 128-bit. Pada standart Internet (RFC 1321), MD5 telah dimanfaatkan secara bermacam-macam pada aplikasi keamanan, dan MD5 juga umum digunakan untuk melakukan pengujian integritas sebuah berkas.

 

Hash-hash MD5 sepanjang 128-bit (16-byte), yang dikenal juga sebagai ringkasan pesan, secara tipikal ditampilkan dalam bilangan heksadesimal 32-digit. Berikut ini merupakan contoh pesan ASCII sepanjang 43-byte sebagai masukan dan hash MD5 terkait:


MD5(The quick brown fox jumps over the lazy dog) = 9e107d9d372bb6826bd81d3542a419d6


Bahkan perubahan yang kecil pada pesan akan (dengan probabilitas lebih) menghasilkan hash yang benar-benar berbeda, misalnya pada kata “dog”, huruf d diganti menjadi c:

 

MD5(The quick brown fox jumps over the lazy cog) = 1055d3e698d289f2af8663725127bd4b

 

Hash dari panjang-nol ialah:

 

MD5("")= d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e

 

MD5 proses pesan variabel-panjang menjadi output sepanjang 128 bit. Pesan masukan dipecah menjadi potongan 512-bit blok (enam belas 32-bit little endian integer) pesan sehingga panjangnya dibagi oleh 512. Padding bekerja sebagai berikut: bit tunggal pertama, 1, ditambahkan ke akhir pesan. Hal ini diikuti oleh nol sebanyak yang diperlukan untuk membawa panjang pesan hingga 64 bit kurang dari kelipatan 512. Bit sisanya diisi dengan integer 64-bit yang mewakili panjang pesan asli dalam bit.

 

Algoritma MD5 utama beroperasi pada kondisi 128-bit, dibagi menjadi empat kata 32-bit, dinotasikan A, B, C dan D. Ini diinisialisasi ke konstanta tetap tertentu. Algoritma utama kemudian beroperasi pada masing-masing blok pesan 512-bit pada gilirannya, setiap blok memodifikasi bagiannya. Pengolahan blok pesan terdiri dari empat tahap yang sama, setiap putaran terdiri dari 16 operasi serupa berdasar pada fungsi F non-linear, penambahan modular, dan rotasi kiri.

 

Perbandingan

Dilihat dari algoritma ataupun cara kerjanya dapat dikatakan bahwa kriptografi modern dan klasik sangat berbeda jauh, dalam kriptografi klasik prosesnya sangat sederhana dan bisa dioecahkan dengan mudah dengan hitung-hitungan manual, sedangkan pada kriptografi modern , hasil dari enkripsinya sangat rumit, dan susah di hitung secara manual, dan harus menggunakan sebuah alat untuk melakukan dekripsinya. Meskipun dihitung secara manualpun bukan hal yang tidak mungkin.

 

Dari perbandingan tersebut dapat dilihat bahwa kriptografi modern (md5) jauh lebih aman daripada kriptografi klasik (caesar cipher). Kriptografi klasik dan kriptografi modern khususnya caesar dan md5 sangatlah berbeda baik dalam segi proses atau algoritmanya, hasilnya maupun tingkat kerumitannya. Oleh sebab itu, pada zaman sekarang ini dimana data bisa jadi sesuatu yang sangat berharga, maka jika ingin mengamankan data tidak boleh  menggunakan kriptografi klasik. Biarkan yang klasik menjadi pembelajaran. Karena kriptografi klasik sudah tidak ampuh dalam mengamankan data di era digital saat ini.

 

Referensi: Mohammad Irfan Dwi Ramdhani, (2016) Jurnal Perbandingan Kriptografi Klasik (Caesar Cipher) dan Kriptografi Modern (MD5), https://www.Researchgate.net/publication/303382769

Tidak ada komentar:

Posting Komentar