HUKUM GRAVITASI NEWTON
#Sejarah, Biografi, Rumus.
Sir Isaac Newton lahir di
Woolsthrope, Lincolnshire pada 25 Desember 1642. Banyak teori yang telah dihasilkannya
melalui kerja keras, ketekunan, dan ketelitiannya dalam menyelidiki fenomena yang
terjadi di lingkungan sekitarnya. Salah satu teorinya yang paling terkenal
adalah teori tentang gerak, yaitu Hukum Newton dan teori tentang gaya gravitasi
universal. Bukunya yang sangat terkenal adalah Principia. Ia meninggal di
Kengsinton pada 20 Maret 1727 dan dimakamkan secara kenegaraan di Westminster
Abbey.
Isaac Newton adalah orang pertama
yang mengemukakan gagasan tentang adanya gaya gravitasi. Menurut cerita,
gagasan tentang gaya gravitasi ini diawali dari pengamatan Newton pada
peristiwa jatuhnya buah apel dari pohonnya. Kemudian, melalui penelitian lebih
lanjut mengenai gerak jatuhnya benda-benda, ia menyimpulkan bahwa apel dan
setiap benda jatuh karena tarikan Bumi.
Gejala munculnya interaksi yang
berupa gaya tarik-menarik antara benda yang ada di alam ini disebut gaya
gravitasi. Setiap benda di alam ini mengalami gaya gravitasi. Jika Anda
sedang duduk di kursi, sedang berjalan, atau sedang melakukan kegiatan apapun,
terdapat gaya gravitasi yang bekerja pada Anda. Gaya gravitasi merupakan gaya
interaksi antarbenda. Pernahkah Anda bertanya kenapa gaya gravitasi yang Anda
alami tidak menyebabkan benda-benda yang terdapat di sekitar Anda tertarik ke
arah Anda, atau sebaliknya? Di alam semesta, gaya gravitasi menyebabkan
planetplanet, satelit-satelit, dan benda-benda langit lainnya bergerak
mengelilingi Matahari dalam sistem tata surya dalam lintasan yang tetap.
Menurut
Newton, gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik-menarik
yang berbanding lurus dengan massa setiap benda dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara benda tersebut. Secara matematis,
pernyataan mengenai gaya gravitasi tersebut dituliskan sebagai berikut.
dengan:
F = gaya
gravitasi (N),
G = konstanta
gravitasi = 6,672 × 10–11 m3/kgs2, dan
r =
jarak antara pusat massa m1 dan m2 (m).HUKUM KEPLER
Johannes Kepler
(1571-1630) adalah seorang pakar matematika dan astronomi yang berasal dari Jerman. Berkat kesungguhannya dalam melakukan
penelitian, ia berhasil menemukan Hukum Kepler mengenai bentuk lintasan atau orbit planet-planet.
Sebuah model alam semesta yang dikenalkan oleh Ptolomeus sekitar 140 Masehi, menyatakan bahwa Bumi berada di
pusat alam semesta. Matahari Dan
bintang-bintang bergerak mengelilingi Bumi dalam lintasan lingkaran besar yang terdiri atas lingkaran-lingkaran
kecil (epicycle). Model alam semesta Ptolomeus ini berdasarkan pada pengamatan
langsung gerakan relatif bintang dan
planet-planet yang teramati dari Bumi. Model alam semesta Ptolomeus ini disebut juga model geosentris.
Pada 1543 Masehi, Copernicus mengenalkan model alam semesta
yang disebut model
Copernicus. Pada model ini, Matahari dan bintang-bintang lainnya diam, sedangkan planet-planet
(termasuk Bumi) bergerak mengelilingi
Matahari. Hal ini dituliskannya melalui buku yang berjudul De revolutionibus orbium coelestium (Mengenai
revolusi orbit langit). Model Copernicus
ini disebut juga model heliosentris.
Model
alam semesta selanjutnya berkembang dari model heliosentris.
Model alam semesta selanjutnya berkembang dari model heliosentris.
Tycho Brahe, seorang astronom Denmark, berhasil membuat atlas bintang modern pertama yang lengkap pada akhir abad
ke–16. Model alam semesta yang dibuat
oleh Tycho Brahe ini dianggap lebih tepat dibandingkan dengan model-model yang terdahulu karena model ini
berdasarkan pada hasil pengamatan
dan pengukuran posisi bintang-bintang yang dilakukannya di observatorium. Observatorium yang dibangun
oleh Tycho Brahe ini merupakan
observatorium pertama di dunia.
Penelitian Tycho Brahe ini, kemudian dilanjutkan oleh Johannes
Kepler. Melalui data dan
catatan astronomi yang ditinggalkan oleh Tycho Brahe, Kepler berhasil menemukan tiga hukum empiris
tentang gerakan planet. Hukum Kepler
tersebut dinyatakan sebagai berikut.
1.
Hukum Pertama Kepler
Setiap planet
bergerak pada lintasan elips dengan Matahari berada pada salah satu titik
fokusnya.
2.
Hukum Kedua Kepler
Garis yang
menghubungkan Matahari dengan planet dalam selang waktu yang sama menghasilkan
luas juring yang sama.
3.
Hukum Ketiga Kepler
Kuadrat waktu edar planet (periode) berbanding lurus
dengan pangkat tiga jarak planet itu dari Matahari.
dengan:
T = periode planet mengelilingi Matahari, dan
r = jarak rata-rata planet terhadap Matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar