Emas atau gold (dalam bahasa Inggris) adalah unsur kimia yang diberi simbol Au (Aurum). Unsur dalam pemahaman ilmu kimia adalah zat tunggal dimana zat ini sudah tidak dapat dibagi lagi melalui reaksi kimia, unsur memilki bagian terkecil yang disebut dengan atom. Emas bernomor atom 79 dan dalam daftar periodik unsur, logam ini satu golongan dengan tembaga (Cu) dan perak (Ag) yaitu golongan 1B. Emas dan tembaga merupakan logam pertama yang ditemukan manusia sekitar 5000 SM. Ditambah dengan perak, ketiga logam ini ditemukan di struktur logam dilapisan bumi. Nonlogam lebih banyak ditemukan di alam dari pada logam. Ketiga logam tersebut memiliki beberapa sifat umum yaitu: memiliki titik didih yang relatif tinggi, paramagnetik (dapat ditarik oleh magnet), mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu, dapat membentuk ion kompleks, berdaya katalik atau digunakan sebagai katalis, baik dalam proses industri maupun metabolisme.
Logam emas dapat ditemukan di batuan mineral logam, baik sebagai batuan emas maupun sebagai mineral yang ikut dalam batuan-batuan logam lainnya. Sebaran emas di Indonesia yang disebut juga sebagai cincin api dunia, hampir merata diberbagai tempat. Konsentrasi lebih banyak biasanya berada di daerah yang berdekatan dengan tepi lempeng benua Asia. Di alam, bijih emas ditemukan dalam berbagai ukuran, mulai dari ukuran besar yang terlihat langsung oleh mata telanjang, emas tipe koloid yang memiliki ukuran nanometer, hingga emas atomik, yang berukuran pikometer.
Untuk melarutkan emas, suhu yang diperlukan untuk mencapai titik lelehnya sebasar 1064 derajat celcius dan untuk titik didihnya mencapai 2970 derajat celcius. Selain menggunakan panas, gas juga mampu untuk melarutkan emas. Gas yang mampu mengoksidasi dan melarutkan emas tersebut adalah gas dari unsur-unsur kimia golongan halogen. Unsur-unsur tersebut adalah Fluorine, Clorine, Bromine dan Iodine. Dari 4 unsur tersebut, unsur fluorine adalah unsur dengan gas yang paling berbahaya sehingga hampir tidak digunakan dalam produksi. Sedangkan gas klorin lebih moderat dibanding dengan fluorine, sehingga banyak digunakan pada proses pelarutan emas skala lab, pilot project dan produksi skala besar.
Karat (emas)
Karat merupakan sistem pengukuran tingkat kemurnian emas. Kemurnian emas diukur berdasarkan jumlah persentase emas murni yang terkandung dalam suatu logam. Logam emas yang memiliki nilai kemurnian yang semakin tinggi maka akan semakin lunak logamnya. Oleh sebab itu pengaplikasiannya pada perhiasan, emas harus dicampur dengan logam lain seperti perak, tembaga atau logam lainnya agar memiliki durabilitas tinggi dalam aktivitas sehari-hari.
Hampir setiap toko-toko emas di Indonesia memiliki patokan karat yang berbeda-beda. Di toko ‘A’ kadar emas 22 karat sekitar 80%, namun di toko ‘B’ emas 22 karat hanya berkadar 70%. kadar 24 karat (24 = tertinggi), dinyatakan sebagai emas murni. Untuk perhitungannya, misal emas kadar 23 karat berarti 23/24 X 100% atau sekitar 95,8%. Jadi semisal untuk emas kadar 22 karat dengan berat 15 gram, maka kandungan emas murninya = 22/24 X 15 = 13,75 gram.
Emas 22 karat seharusnya mempunyai kadar sekitar 90.6% sampai 94.79%. Namun ternyata, toko-toko emas memiliki ketentuan sendiri yang tidak mengacu pada SNI. Emas dengan kandungan 80% dapat diklaim sebagai emas 22 karat. Emas 20 karat di Indonesia mungkin memiliki kandungan emas yang sama dengan emas 18 karat di luar negeri. Untuk itu jangan terpaku pada karat, namun perhatikan kadar kandungan emasnya. Kadar merupakan tingkat keaslian emas atau jumlah kandungan kemurnian emas.
Menurut SNI 13-3487-2005 untuk karat kadar emas:
- 24 K = 99,00 – 99,99 %
- 23 K = 94,80 – 98,89 %
- 22 K = 90,60 – 94,79 %
- 21 K = 86,50 – 90,59 %
- 20 K = 82,30 – 86,49 %
- 19 K = 78,20 – 82,29 %
- 18 K = 75,40 – 78,19 %
Logam mata uang
Tembaga, perak dan emas sering disebut logam “mata uang” karena menurut sejarahnya, ketiganya merupakan bahan utama pembuatan mata uang logam. Beberapa alasan logam-logam tersebut dijadikan mata uang adalah sifatnya yang tidak reaktif secara kimiawi, dapat ditempa sehingga mudah dibentuk, terdapat lagsung sebagai logam dan juga keberadaanya yang sangat jarang atau langka. Mungkin karena selain alasan itu, pada unsur emas (Aurum) memiliki sifat kimia dan fisika yang sangat baik, seperti kebal atau inert terhadap berbagai bahan kimia, super konduktor, mudah dibentuk, titik leleh yang tinggi dan sulit untuk teroksidasi.
Emas sebagai perhiasan, teknologi dan sains
Lebih dari 50% hasil penambangan emas digunakan sebagai perhiasan seperti gelang, kalung, cincin dan sebagainya. Lebih dari 15% dimanfaatkan dalam bidang teknologi, 20% sebagai sarana investasi dan sisanya digunakan untuk keperluan lain.
Pemanfaatan emas dalam bidang teknologi alasannya adalah ketahanan emas terhadap korosi yang bagus dan sifatnya yang super konduktor. Emas memiliki tahanan jenis yang rendah, sehingga mudah menghantarkan listrik tanpa harus mengalami penurunan tegangan. Transmisi data menggunakan emas lebih cepat menggunakan emas dari pada menggunakan tembaga. Itulah alasan industri pembuatan komponen elektronika menggunakan emas sebagai salah satu bahan baku. Jadi emas juga terdapat pada perangkat elektronik yang kita miliki atau yang kita sering ketahui seperti TV digital, PC atau Laptop, smartphone bahkan kabarnya pada simcard juga terdapat emas (meski dalam kadar yang sedikit), dan berbagai peralatan elektronik lainnya. Jika anda mampu mengolah limbah elektronik kemudian memisahkan unsur emas dengan unsur lainnya maka limbah elektronik tersebut bisa memiliki nilai lebih.
piringan emas diluar angkasa
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, Emas koloid digunakan dalam bidang kesehatan, Khususnya untuk pendeteksi dan pengobatan penyakit kanker, untuk mendeteksi ada atau tidaknya senyawa merkuri II di dalam perairan. Kemudian juga digunakan untuk kesehatan gigi dan bahan pembuatan gigi palsu. Selain untuk kesehatan, emas juga dimanfaatkan sebagai peralatan kecantikan, terutama untuk kulit. Bahkan sudah ada di pasaran, produk-produk seperti sabun yang mengandung butiran emas.
menciptakan emas menggunakan bakteri
Beberap tahun belakang, dua orang ilmuan yaitu ahli mikrobilogi Kazem Kashefi dan seniman elektronik Adam Brown dari Michigan State Unoversity telah menemukan bahwa bakteri Cupriavidus metallidurans mampu memakan klorida emas yang sangat jahat dan beracun yang kemudian dirubah menjadi emas berbentuk nugget. Klorida emas itu sendiri merupakan bahan yang sangat beracun bagi organisme hidup, namun bakteri tertentu mampu bertahan pada lingkungan yang beracun. Diyakini bahwa bakteri ini memainkan peran penting dalam menciptakan nugget emas yang ditemukan di alam.
Kedua ilmuan tersebut membuat laboratorium portabel (lab kecil) yang disusun dari perangkat berlapis emas 24 karat dan kaca bioreaktor yang berisi bakteri. Ukurannya yang kecil, memungkinkan mereka untuk memamerkan dan menunjukan cara menghasilkan emas didepan banyak orang.
Mereka mengumpan bakteri Cupravidus metallidurans kedalam klorida emas dengan jumlah besar (meniru proses yang mereka yakini terjadi di alam). Kemudian sekitar satu minggu bakteri tersebut memetabolisme racun dan akhirnya memproduksi bongkahan emas. Jadi bakteri tersebut mampu mengasimilasi klorida emas dalam kurun waktu tertentu dan mengkonversinya menjadi emas murni. Atau gampangnya, bakteri tersebut memakan klorida dan menghasilkan kotoran berupa emas murni.
Setelah hasil penelitian tersebut diumumkan, bahan dalam pembuatan emas seperti klorida emas dan tabung-tabung laboratorium menjadi sangat mahal dan jarang ditemukan.
Pembuatan emas menggunakan bakteri ini akan sangat sulit dilakukan oleh orang biasa. Treatment yang dilakukan menggunakan lab dengan peralatan yang cukup rumit dan mahal, lagi pula makanan bakteri ini adalah klorida emas yang merupakan formula dengan kandungan emas didalamnya. Jadi eksperimen tersebut bukan tentang membuat emas, tapi mengekstrak emas dengan bantuan bakteri Cupravidus metallidurans. Hasil dari ekstrak tersebut bisa saja menghasilkan emas yang lebih bagus atau lebih banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar