TOGAF (The Open Group Architecture Framework)
Togaf adalah pendekatan secara holistic untuk mendesain suatu sistim informasi berskala enterprise, dimana dimodelkan dengan 4 tingkat : business, aplikasi, data dan teknologi. Hal tersebut dapat memberikan kelayakan secara menyeluruh sebagai model awal yang dipergunakan sebagai informasi arsitek, ketika akan mebangun nantinya. Togaf juga merupakan modularisasi, standarisasi dan telah tersedia, untuk melakukan perbaikan teknologi dan produk. Salah satu elemen kunci dari TOGAF adalah Architecture Development Method (ADM) yang memberikan gambaran spesifik untuk proses pengembangan arsitektur enterprise.
TOGAF sendiri merupakan sebuah
framework untuk arsitektur sistim enterprise dimana menyediakan pendekatan
secara komprehensif untuk mendesain, merencanakan, mengimplementasi dan
melakukan control dengan otoritas pada sebuah informasi arsitektur enterprise.
Sebagai komponen inti, TOGAF ADM menyediakan serangkaian proses iteratif
mulai dari menyusun arsitektur, transisi, hingga mengelola proses realisasi
arsitektur. TOGAF ADM terdiri atas sepuluh fase sebagai berikut:
1. Preliminary Phase
Fase ini mencakup aktivitas persiapan untuk menyusun kapabilitas arsitektur
termasuk kustomisasi TOGAF dan mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur.
Tujuan fase ini adalah untuk menyakinkan
setiap orang yang terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini untuk mensukseskan
proses arsitektur. Pada fase ini harus menspesifikasikan who, what, why, when, dan where dari arsitektur itu
sendiri.
- What adalah ruang lingkup dari usaha.
- Who adalah siapa yang akan memodelkannya, siapa orang yang akan bertanggung jawab untuk mengerjakan arsitektur tersebut, dimana mereka akan dialokasikan dan bagaimana peranan mereka.
- How adalah bagaimana mengembangkan arsitekture interprise, menentukan framework dan metode apa yang akan digunakan untuk menangkap informasi.
- When adalah kapan tanggal penyelesaian arsitektur
- Why adalah mengapa arsitektur ini dibangun. Hal ini berhubungan dengan tujuan organisasi yaitu bagaimana arsitektur dapat memenuhi tujuan organisasi.
2. Phase A: Architecture Vision
Fase ini merupakan fase inisiasi dari siklus pengembangan arsitektur yang mencakup pendefinisian ruang lingkup, identifikasi stakeholders, penyusunan visi arsitektur, dan pengajuan persetujuan untuk memulai pengembangan arsitektur. Beberapa tujuan dari fase ini adalah :
- Menjamin evolusi dari siklus pengembangan arsitektur mendapat pengakuan dan dukungan dari manajemen enterprise.
- Mensyahkan prinsip bisnis, tujuan bisnis dan pergerakan strategis bisnis organisasi.
- Mendefinisikan ruang lingkup dan melakukan identifikasi dan memprioritaskan komponen dari arsitektur saat ini.
- Mendefiniskan kebutuhan bisnis yang akan dicapai dalam usaha arsitektur ini dan batasannya.
- Menghasilkan visi arsitektur yang menunjukan respon terhadap kebutuhan dan batasannya.
Beberapa langkah yang dilakukan pada fase ini adalah :
- Menentukan / menetapkan proyek
- Mengindentifikasi tujuan dan pergerakan bisnis. Jika hal ini sudah didefinisikan, pastikan definisi ini masih sesuai dan lakukan klarifikasi terhadap bagian yang belum jelas.
- Meninjau prinsip arsitektur termasuk prinsip bisnis. Meninjau ini berdasarkan arsitektur saat ini yang akan dikembangkan. Jika hal ini sudah didefinisikan, pastikan definisi ini masih sesuai dan lakukan klarifikasi terhadap bagian yang belum jelas.
- Mendefinisikan apa yang ada di dalam dan di luar rungan lingkup usaha saat ini.
- Mendefinisikan batasan-batasan seperti waktu, jadwal, sumber daya dan sebagainya.
- Mengindentifikasikan stakeholder, kebutuhan bisnis dan visi arsitektur.
- Mengembangkan Statement of Architecture Work.
3. Phase B: Business Architecture
Fase ini mencakup pengembangan arsitektur bisnis untuk mendukung visi arsitektur yang telah disepakati. Pada tahap ini tools dan method umum untuk pemodelan seperti: Integration DEFinition (IDEF) dan Unified Modeling Language (UML) bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan. Beberapa tujuan dari fase ini adalah :
- Menguraikan deskripsi arsitektur bisnis dasar.
- Mengembangkan arsitektur bisnis tujuan, menguraikan strategi produk dan/atau service dan aspek geografis, informasi, fungsional dan organisasi dari lingkungan bisnis yang berdasarkan pada prinsip bisnis, tujuan bisnis dan penggerak strategi.
- Menganalisi gap antara arsitektur saat ini dan tujuan.
- Memilih titik pandang yang relevan yang memungkinkan arsitek mendemokan bagaimana maksud stakeholder dapat dicapai dalam arsitektur bisnis.
- Memilih tools dan teknik relevan yang akan digunakan dalam sudut pandang yang dipilih.
Beberapa langkah yang dilakukan di fase ini adalah :
- Mengembangkan deskripsi asitektur bisnis saat ini untuk mendukung arsitektur bisnis target.
- Mengindentifikasi reference model, sudut pandang dan tools
- Melengkapi arsitektur bisnis
- Melakukan gap analisis dan membuat laporan
4. Phase C: Information Systems Architectures
Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur
sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam
tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan
digunakan oleh organisasi. Arsitektur data lebih memfokuskan pada bagaimana
data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang
bisa digunakan dengan yaitu:
ER-Diagram, Class Diagram,
dan Object Diagram.
Tujuan dari fase ini adalah mengembangkan arsitektur tujuan dalam domain
data dan aplikasi. Ruang lingkup dari
proses bisnis yang didukung dalam fase C dibatasi pada proses-proses yang
didukung oleh TI dan interface dari proses-proses yang berkaitan dengan
non-TI. Implementasi dari arsitektur ini mungkin tidak perlu dalam urutan yang
sama, diutamakan terlebih dahulu yang begitu sangat dibutuhkan.
Tujuan dari arsitektur data adalah untuk mendefinisikan tipe dan sumber utama data yang diperlukan
untuk mendukung bisnis dengan cara yaitu dapat dipahami oleh stakeholder,
lengkap, kosisten, dan stabil. Penting untuk diketahui bahwa arsitektur ini tidaklah
memperhatikan perancangan database. Tujuannya adalah untuk mendefinisikan
entitas data yang relevan dengan enterprise, bukanlah untuk merancang sistem
penyimpanan fisik dan logik. Beberapa langakah yang diperlukan untuk membuat
arsitektur data adalah:
- Mengembangkan deskripsi arsitektur data dasar
- Review dan validasi prinsip, reference model, sudut pandang dan tools.
- Membuat model arsitektur
- Memilih arsitektur data building block
- Melengkapi arsitektur data
- Melakukan gap analysis arsitektur data saat ini dengan arsitektur data target dan membuat laporan.
Tujuan dari arsitektur aplikasi adalah untuk mendefinisikan jenis-jenis
utama dari sistem aplikasi yang penting untuk memproses data dan mendukung
bisnis. Penting untuk diketahui bahwa arsitektur aplikasi ini tidaklah
memperhatikan perancangan sistem
aplikasi. Tujuannya adalah untuk mendefinisikan jenis-jenis sistem
aplikasi yang relevan dengan enterprise
dan aplikasi apa saja yang diperlukan
untuk mengatur data dan menghadirkan informasi kepada aktor manusia dan
komputer di enterprise.
Aplikasi tidak diuraikan sebagai sistem komputer tetapi sebagai grup logik
dari kemampuan untuk mengatur objek data dalam arsitektur data dan mendukung
fungsi-fungsi bisnis dalam arsitektur bisnis. Aplikasi dan kemampuan
didefinisikan tanpa mereferensikan ke teknologi khusus. Suatu aplikasi bersifat
stabil dan relatif tidak berubah sepanjang waktu sedangkan teknologi yang
digunakan untuk mengimplementasikannya akan barubah sepanjang waktu,
berdasarkan pada teknologi yang sekarang tersedia dan perubahan kebutuhan
bisnis. Beberapa langkah yang diperlukan
untuk membuat arsitektur aplikasi adalah :
- Mengembangkan deskripsi arsitektur aplikasi dasar
- Review dan validasi prinsip, reference model, sudut pandang dan tools.
- Membuat model arsitektur
- Indentifikasi sistem aplikasi kandidat
- Melengkapi arsitektur aplikasi
- Mealakukan gap analysis dan membuat laporan
5. Phase D: Technology Architecture
Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan
jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology
Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan
ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif yang diperlukan dalam pemilihan
teknologi. Beberapa langkah yang diperlukan
untuk membuat arsitektur teknologi yaitu:
- Membuat deskripsi dasar dalam format TOGAF
- Mempertimbangkan reference model arsitektur yang berbeda, sudut pandang dan tools.
- Membuat model arsitektur dari building block
- Memilih services portfolio yang diperlukan untuk setiap building block
- Mengkonfirmasi bahwa tujuan bisnis tercapai
- Menentukan kriteria pemilihan spesifikasi
- Melengkapi definisi arsitektur
- Melakukan gap analysis antara arsitektur teknologi saat ini dengan arsitektur teknologi target.
6. Phase E: Opportunities and Solutions
Pada tahap ini akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur
saat ini dan tujuan, indentifikasi proyek utama yang akan dilaksanakan untuk
mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasikan sebagai pengembangan
baru atau penggunaan kembali sistem yang
sudah ada. Pada fase ini juga akan direview gap analysis yang sudah
dilaksanakan pada fase D. Tujuan dari fase ini
adalah :
- Mengevaluasi dan memilih pilihan implementasi yang diidentifikasikan dalam pengembangan arsitektur target yang bervariasi
- Identifikasi parameter strategik untuk perubahan dan proyek yang akan dilaksanakan dalam pergerakan dari lingkungan saat ini ke tujuan.
- Menafsirkan ketergantungan, biaya dan manfaat dari proyek-proyek yang bervariasi.
- Menghasilkan sebuah implementasi keseluruhan dan strategi migrasi dan sebuah rencana implementasi detail.
7. Phase F: Migration and Planning
Pada fase ini akan dilakukan analisis resiko dan biaya. Tujuan dari fase ini
adalah untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan
prioritas. Aktivitas mencakup penafsiran ketergantungan, biaya, manfaat dari
proyek migrasi yang bervariasi. Daftar
prioritas proyek akan berjalan untuk membentuk dasar dari perencanaan
implementasi detail dan rencana migrasi.
8. Phase G: Implementation Governance
Fase ini mencakup pengawasan terhadap implementasi arsitektur. Tujuan dari
fase ini adalah :
- Untuk merumuskan rekomendasi dari tiap-tiap proyek implementasi
- Membangun kontrak arsitektur untuk memerintah proses deployment dan implementasi secara keseluruhan
- Melaksanakan fungsi pengawasan secara tepat selagi sistem sedang diimplementasikan dan dideploy
- Menjamin kecocokan dengan arsitektur yang didefinisikan oleh proyek implementasi dan proyek lainnya.
9. Phase H: Architecture Change Management
Fase ini mencakup penyusunan prosedur-prosedur untuk mengelola perubahan ke
arsitektur yang baru. Pada fase ini akan
diuraikan penggerak perubahan dan bagaimana
memanajemen perubahan tersebut, dari pemeliharaan sederhana sampai perancangan
kembali arsitektur. ADM menguraikan strategi dan rekomendasi pada tahapan ini.
Tujuan dari fase ini adalah untuk menentukan/menetapkan proses manajemen
perubahan arsitektur untuk arsitektur
enterprice yang baru dicapai dengan
kelengkapan dari fase G.
Proses ini akan secara khusus menyediakan monitoring berkelanjutan dari
hal-hal seperti pengembangan teknologi baru dan perubahan dalam lingkungan
bisnis dan menentukan apakah untuk menginisialisasi secara formal siklus
evolusi arsitektur yang baru. Fase H juga menyediakan perubahan kepada framework dan pendirian disiplin pada fase
Preliminary.
10. Requirements Management
Menguji proses pengelolaan architecture requirements sepanjang siklus ADM
berlangsung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar