Selain ketersediaan nutrisi, bakteri juga memerlukan kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk tumbuh optimum. Kondisi lingkungan sangat memengaruhi aktivitas dan pertumbuhan bakteri. Kondisi lingkungan tersebut diantaranya adalah:
Faktor Oksigen
Reaksi biokimiawi dalam proses metabolisme memerlukan
energi yang dihasilkan melalui respirasi. Dalam respirasi, ada bakteri yang
memerlukan oksigen dan ada pula yang tidak memerlukan oksigen. Berdasarkan
kebutuhan terhadap oksigen, bakteri dibedakan menjadi tiga kelompok.
- Bakteri aerob obligat. Bakteri aerob obligat memerlukan oksigen bebas dalam proses respirasi. Bakteri ini hanya dapat tumbuh di tempat yang cukup tersedia oksigen. Oksigen diperlukan untuk memecah bahan organik (zat makanan) sehingga diperoleh energi. Bakteri jenis ini menyukai tempat hidup yang dapat berhubungan dengan udara bebas. Contohnya adalah Bacillus substilis, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium tuberculosis, dan Thiobacillus ferooxidans.
- Bakteri anaerob obligat. Bakteri anaerob obligat tidak memerlukan oksigen bebas untuk melangsungkan proses respirasi. Bakteri ini hanya dapat tumbuh di tempat yang tidak mengandung oksigen bebas. Untuk respirasinya, bakteri jenis ini mempunyai enzim tertentu yang spesifik guna memecah bahan organik (menghasilkan energi) dalam keadaan anarob. Contoh bakteri anaerob obligat adalah Clostridium tetani, Methanobacterium, dan Bacteroides.
- Bakteri anaerob fakultatif. Bakteri anaerob fakultatif dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan konsentrasi oksigen yang rendah. Oksigen tidak diperlukan dalam pembentukan energi, tetapi dapat memacu proses metabolisme, sehingga keberadaan sedikit oksigen mengakibatkan proses respirasi lebih efisien dibandingkan keadaan anaerob. Contohnya adalah Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus.
Faktor Suhu
Laju pertumbuhan bergantung pada reaksi biokimiawi dan reaksi
ini dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian pola pertumbuhan bakteri dipengaruhi
oleh suhu. Suhu optimum yang dikehendaki bakteri untuk pertumbuhan
berbeda-beda. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik/sesuai untuk
kehidupan suatu jenis bakteri. Berdasarkan suhu optimumnya, bakteri dibedakan
menjadi tiga kelompok.
- Bakteri psikrofil, dapat tumbuh pada suhu 0° – 30°C dengan suhu optimum 15°C. Contoh bakteri psikrofil adalah Pseudomonas, Flavobacterium, Achromobacter, dan Alcaligenes.
- Bakteri mesofil, dapat tumbuh pada suhu 25° – 37°C dengan suhu optimum 32°C. Umumnya bakteri jenis ini hidup di dalam alat pencernaan. Beberapa jenis bakteri bahkan dapat hidup dengan baik pada suhu sekitar 40°C. Semua jenis bakteri yang bersifat patogen pada hewan merupakan bakteri mesofil.
- Bakteri termofil, dapat tumbuh pada daerah yang suhunya tinggi, lebih dari 40°C. Temperatur optimumnya antara 55 – 60°C. Bakteri ini dijumpai pada sumbersumber air panas, kawah gunung berapi, geiser, dan sebagainya. Contoh bakteri termofil adalah Thermus aquaticus, Sulfolobus acidocaldarius, dan Chloroflexus.
Faktor Kelembapan
Bakteri dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang
lembap. Jika keadaan lingkungan menjadi kering, kegiatan metabolismenya
terhenti. Dalam keadaan ini bakteri akan membentuk spora yang dapat bertahan
hidup dalam jangka waktu yang lama.
Faktor Tekanan Osmosis
Sel bakteri mempunyai tekanan osmosis tertentu, sehingga
menghendaki lingkungan yang tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis sel
(isotonis). Jika sel bakteri berada pada lingkungan yang hipertonis (misalnya
dalam larutan gula/garam yang pekat) pertumbuhannya akan terhambat karena dapat
menyebabkan plasmolisis, yaitu terlepasnya membran sel dari dinding sel. Namun
demikian beberapa jenis bakteri diketahui dapat menyesuaikan diri terhadap
kadar garam atau kadar gula yang tinggi. Bakteri yang dapat hidup di lingkungan
yang berkadar garam tinggi disebut bakteri halofil, misalnya Halobacterium.
Faktor Derajat Keasaman/pH
Setiap jenis bakteri menghendaki pH tertentu untuk dapat
tumbuh optimum. Hal ini berkaitan dengan batas pH bagi kerja enzim. Derajat
keasaman di luar batas nilai optimum menyebabkan kerusakan pada enzim, sehingga
metabolisme sel terganggu. Beberapa jenis bakteri dapat hidup dengan baik pada
pH tinggi (lingkungan bersifat basa) maupun pada pH rendah (lingkungan bersifat
asam), namun kebanyakan bakteri memerlukan pH antara 6,5 – 7,5. Thiobacillus
ferrooxidans dapat tumbuh dengan baik pada pH 1,3.
Faktor Radiasi
Pada umumnya radiasi cahaya menyebabkan kerusakan pada
bakteri nonfotosintetik. Cahaya dengan panjang gelombang yang pendek jika
dipaparkan pada bakteri akan menyebabkan ionisasi komponen sel yang dapat
berakibat pada kematian. Oleh karena itu energi radiasi dari sinar X, sinar
gamma, dan sinar ultraviolet banyak digunakan untuk sterilisasi bahan makanan.
Faktor Senyawa Kimia
Beberapa bahan kimia seperti antibiotik dan desinfektan
dapat merusak dan mematikan sel bakteri, sehingga keberadaan bahan kimia dapat
menghambat pertumbuhan bakteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar