Karbit adalah zat
padat abu-abu dan dibuat dari pemanasan kalsium oksida (batu kapur) dengan
kokas (arang karbon) pada suhu sekitar 2.000° celsius. Nama kimia karbit adalah
kalsium karbida (CaC2). Penamaan tersebut disesuaikan dengan
nama-nama unsur penyusunnya, yaitu kalsium dan karbon. Secara empiris rumus
kimia untuk karbit dapat dituliskan sebagai CaC2, dimana Ca =
lambang untuk atom kalsium dan C = lambang untuk atom karbon. Secara kimia
proses pembuatan karbit ini dapat dilukiskan dalam bentuk persamaan reaksi
berikut.
Dari persamaan reaksi di atas dapat dilihat bahwa karbit
yang dihasilkan dari reaksi tersebut berupa cairan oleh karena itu karbit cair
tersebut selanjutnya didinginkan sampai memadat, sehingga jadilah karbit yang
padat seperti yang sering kita lihat sehari-hari.
Dalam keseharian, terutama bagi mereka yang suka
berbelanja di pasar-pasar tradisional, mungkin sudah bukan hal yang asing lagi
dengan kata karbit. Zat tersebut sangat akrab dengan para penjual buah pisang,
karena digunakan untuk mempercepat pematangan buah pisang. Selain sebagai
pematang buah, karbit juga banyak dimanfaatkan bagi mereka yang kesehariannya
bekerja sebagai tukang las logam (yang masih menggunakan las karbit), karena
zat itu pula yang berperan sebagai sumber penghasil gas yang akan digunakan
untuk pengelasan.
Salah satu sifat karbit yang sering dimanfaatkan
masyarakat yaitu kemampuannya untuk menghasilkan gas jika bercampur dengan air.
Gas tersebut yaitu gas asetilen atau etuna dengan rumus kimia C2H2. Persamaan
reaksi kimianya sebagai berikut.
CaC2(s) + 2H2O(l) ---> Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
Karbit sering digunakan sebagai stimulus pematangan buah
pisang. Secara alamiah, buah pisang akan menghasilkan gas asetilen untuk
mempercepat pematangan. Dengan mengenali sifat ini, proses pematangan buah akan
dapat dipercepat dengan memanfaatkan sifat karbit seperti disebutkan di atas.
Karbit sering digunakan untuk pengelasan logam (las karbit). Gas asetilen yang dihasilkan
dari reaksi karbit dengan air adalah gas yang memiliki sifat mudah terbakar,
nyala terang, dan berkalor tinggi (2500 – 3000oC. Oleh karena itu
dengan kalor sebesar ini memungkinkan besi untuk dapat dilelehkan (titik leleh
besi = 1.535oC). Inilah prinsip dasar mengapa campuran karbit dengan
air dapat digunakan untuk pengelasan logam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar