Semua hewan dalam kingdom Animalia mempunyai sel yang bersifat eukariotik, multiseluler, tidak berdinding sel, dan tidak berklorofil. Sel-sel tubuh telah terdiferensiasi secara jelas membentuk jaringan-jaringan. Hewan dapat bergerak aktif seumur hidup atau hanya dalam periode tertentu dalam siklus hidupnya. Hewan bersifat heterotrof dan mencerna makanan dalam sistem pencernaan.
Adanya jaringan-jaringan yang berkembang dengan baik
membuat hewan lebih leluasa dalam mencari makan atau mengarahkan makanan agar
mendekat. Hewan juga mempunyai sistem saraf dan indra yang berkembang dengan
baik yang membantu berinteraksi dengan lingkungan dan menanggapi rangsangan
dari lingkungan.
Hampir semua jenis hewan pola pertumbuhannya terbatas dan
mempunyai bentuk dan ukuran yang sempurna ketika telah dewasa. Sebagian besar
hewan bereproduksi secara seksual dengan membentuk embrio yang melalui tahap
blastula. Berikut ini beberapa struktur tubuh yang digunakan untuk
mengklasifikasikan hewan.
Tipe Selom
Selom (coelom) berasal dari bahasa Yunani coiloma yang
berarti rongga tubuh. Berdasarkan keadaan selom, hewan dibedakan menjadi
aselomata, pseudoselomata, dan euselomata. Hewan yang sederhana biasanya tidak
mempunyai rongga tubuh atau selom dan disebut aselomata. Hewan aselomata
biasanya tidak mempunyai sistem sirkulasi dan tidak mempunyai anus, contohnya
adalah Platyhel-minthes.
Hewan euselomata mempunyai selom berupa rongga pada
mesoderm yang dilapisi jaringan epitel. Pada beberapa jenis hewan terdapat
rongga pada mesoderm yang tidak dilapisi jaringan epitel yang disebut selom
semu. Hewan yang mempunyai selom semu disebut pseudoselomata.
Lapisan Jaringan
Semua jenis hewan bermula dari zigot yang aktif melakukan
pembelahan sel membentuk morula, blastula, gastrula, dan seterusnya. Pada tahap
tertentu, kumpulan sel-sel itu berkembang dan melekuk ke dalam membentuk
struktur seperti kantong yang berlapis-lapis. Hewan yang sederhana hanya
membentuk dua lapisan tubuh yaitu ektoderm dan endoderm.
Hewan yang memiliki dua lapisan tubuh ini disebut hewan
diploblastik, misalnya pada filum Porifera dan Coelenterata. Pada kelompok
hewan yang lain sel-sel pada zigot berkembang lebih kompleks dan membentuk tiga
lapisan tubuh yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Hewan yang mempunyai tiga
lapisan tubuh ini disebut hewan triploblastik.
Perut
Hewan yang paling sederhana misalnya koral atau binatang
karang mempunyai rongga internal yang berfungsi untuk mencerna makanan, tetapi
rongga ini tidak berhubungan dengan mulut dan anus. Meskipun hewan karang telah
mempunyai jaringan, tetapi jaringan ini tidak membentuk organ. Hewan ini juga
tidak mempunyai sistem saraf dan tidak mempunyai simetri.
Hewan yang lebih maju misalnya ubur-ubur telah mempunyai
usus yang terhubung dengan mulut tetapi tidak mempunyai anus. Hewan ini telah
mempunyai sistem saraf meskipun tidak mempunyai sistem saraf pusat dan tubuhnya
mempunyai simetri radial. Hewan yang tingkatannya lebih tinggi mempunyai usus
yang berhubungan dengan mulut dan anus, mempunyai sistem saraf yang berpusat
pada otak, dan mempunyai simetri radial atau bilateral.
Simetri
Simetri yang membagi tubuh hewan dibedakan menjadi tiga
macam yaitu asimetri, simetri radial, dan simetri bilateral. Hewan asimetri
berarti tidak mempunyai kesetangkupan, misalnya Porifera. Hewan yang mempunyai
simetri radial biasanya merupakan hewan dipoblastik dan cenderung hidup melekat
pada substrat atau dapat bergerak ke semua arah. Hewan yang mempunyai simetri
bilateral biasanya hewan tripoblastik dan telah mengembangkan alat gerak aktif
dan bergerak menuju ke satu arah.
Segmentasi
Beberapa jenis hewan mempunyai segmen dan yang lain
tidak. Segmentasi merupakan pengulangan bagian tubuh yang sama, misalnya segmen
tubuh cacing tanah dan segmentasi pada ruas-ruas tulang belakang manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar